Mengenal Ciri-ciri Tilawati
Assalamualaikum Wr. Wb. Di sini saya akan
mencoba menjelaskan tentang apa yang saya dapatkan pada saat pembelajaran
tentang Tilawati kemarin
Metode pembelajaran membaca Al-Qur’an sangat
lah banyak ragam nya, dan memiliki ciri khusus tersendiri dalam penerapan
metode nya, namun dan hal ini kita akan membahas tentang salah satu metode
pembelajaran dalam membaca Al-Qur’an yaitu suatu metode yang sudah banyak di
aplikasikan di berbagai penjuru Indonesia yaitu metode tilawati. Berikut adalah sabda Rasulullah SAW :
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ
الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik
kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. al-Bukhari)
Tilawati merupakan metode belajar Al
Qur’an yang disusun oleh 4 orang guru Al Qur’an dan motor penggerak gerakan
TK-TP Al Qur’an Jawa Timur. Yakni, KH. Masrur Masyhud, S.Ag, KH. Thohir Al Aly,
M.Ag, KH. Drs. H. Hasan Sadzili, dan Drs. H. Ali Muaffa.
Metode dalam tilawati banyak di
sukai berbagai kalangan karena dalam penerapan nya yang praktis, efektif dan
efisien. Dengan adanya metode tilawati ini diharapkan belajar membaca Al-Qur’an
menjadi hal yang mudah dan menyenangkan. Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an
وَلَقَدْ
يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
“Dan sesungguhnya telah Kami
mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”
(QS. Al-Qamar: 17,22,32,40).
Dalam potongan
ayat Al-Qur’an yakni surat Al-Qomar di atas Allah berfirman dengan ayat yang
sama 4 kali, ini menunjukan bahwa belajar Al-Qur’an itu mudah di pelajari,
namun di akhir ayat tersebut memberi pertanyaan kepada kita maka adakah orang
yang mengambil pelajaran?. Dari sinilah metode tilawati ini di ajukan kepada
masyarakat Indonesia sebagai metode pembelajaran yang mudah dan menyenangkan
agar kita dapat mengambil pelajaran dalam membaca Al-Qur’an.
Tilawati menerapkan metode klasikal dan baca
simak dalam pembelajaran. Pembelajaran dilakukan dalam 2 tahapan. Pertama
teknik klasikal menggunakan alat peraga. Kedua baca simak dengan buku jilid.
Metode pembelajaran memiliki strategi dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pendekatan pembelajaran yang seimbang dengan pembiasaan
melalui metode klasikal dan kebenaran membaca melalui pendekatan individual
dengan teknik baca simak
2. Menggunakan lagu rost sebagai standar pembelajaran
3. Pendekatan klasikal menggunakan 3 teknik yaitu:
1) Pengajar membaca dan santri/murid mendengarkan
2) Pengajar membaca, santri/murid menirukan
3) Pengajar dan santri/murid membaca bersama
4. Penerapan klasikal durasi 15 menit dan baca simak 30 menit
5. Bisa melanjutkan ke halaman selanjutnya apabila mendapat 70%
dari kelancaran santri/murid di kelas
6. Satu jilid dapat diselesaikan dalam waktu 60 pertemuan,
standar pertemuan satu minggu 5 kali
Agar penerapan nya dapat di pahami
dengan seksama berikut adalah table alokasi waktu dalam pembelajaran dengan
metode tilawati.
Waktu
|
Materi
|
Teknik
|
keterangan
|
5”
|
Do’a pembuka
|
Klasikal
|
Lagu rost
|
15”
|
Peraga
|
Klasikal
|
Lagu rost
|
30”
|
Buku tilawati
|
Baca simak
|
Lagu rost
|
20”
|
Materu penunjang
|
Klasikal
|
Lagu rost
|
5”
|
Do’a penutup
|
Klasikal
|
Lagu rost
|
Dalam baca simak di tilawati
pengajar juga harus menjadi komando ketertiban dalam pembelajaran tetap stabil,
dengan baca simak ini juga kita telah mengamalkan hadist rasul, beliau baginda
rasulullah Muhammad SAW bersabda :
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ
اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ
)الم( حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
Artinya
:
Barangsiapa
yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an) maka baginya satu ganjaran,
dan akan dilipatgandakan dari setiap ganjaran sepuluh kali lipat, saya tidak
mengatakan alif lam mim satu huruf, namun alif adalah satu huruf, lam satu
huruf dan mim adalah satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
Dikutip dari apa yang ditulis oleh Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag yang saya ambil dari website beliau yaitu http://www.terapishalatbahagia.net
Adz Dzahaby dalam At Thibbun Nabawy mengatakan, “Menyanyi adalah denyut kesenangan yang menguatkan emosi, memperlambat penuaan dan mengusir penyakit.” Bacaan Al Qur’an yang merdu oleh imam shalat dapat menggerakkan gelombang electromagnetic yang menggetarkan kulit dan menenangkan hati makmum dan semua pendengarnya (QS. Al Zumar [39]: 23). Suara kalam ilahi itu juga dapat menggetarkan gunung dan bumi (QS. Al Ra’d [13]:31).
Jika musik tanpa energi ilahiah bisa memberikan penyembuhan, maka ayat-ayat Al Qur’an pasti lebih dahsyat pengaruhnya, sebab setiap huruf yang masuk ke dalam telinga mengandung minimal sepuluh energi positif. Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab suci Allah, maka dia mendapat satu kebaikan, dan satu kebaikan berlipat sepuluh. Aku tidak menghitung alif lam mim satu huruf, melainkan alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf” (HR. At Tirmidzi).
Mulai sekarang, jangan lewatkan satu haripun rumah Anda tanpa suara Al Qur’an. Keraskan bacaan Anda dengan irama dan alunan yang membuat hati Anda berbunga-bunga, penuh suka cita. Semoga Anda juga secara bertahap memahami kandungan maknanya. Dari sound healing therapyinilah kita bisa mengerti mengapa Nabi SAW memerintahkan Anda melagukan Al Qur’an, “Bukanlah pengikutku orang yang tidak melagukan Al Qur’an” ( HR. Al Bukhari dari Abu Hurairah r.a). Selamat menyambut kesehatan, ketenangan hati dan limpahan rahmat Allah melalui lagu-lagu Al Qur’an.
Mungkin hanya ini yang dapat saya jelaskan tentang materi Tilawati kemarin, semoga bermanfaat dan jangan lupa tinggalkan saran atau komentar kalian, kurang dan lebihnya saya mohon maaf, karena sesungguhnya kesalahan datangnya dari manusia dan kebenaran hanya datang dari Allah.
Billahi fii Sabil Haq Fastabiqul Khairat,
Wassalamualaikum Wr. Wb.
0 komentar:
Posting Komentar