Rabu, 21 November 2018

Mengenal Ciri-ciri Tilawati


Mengenal Ciri-ciri Tilawati

Assalamualaikum Wr. Wb. Di sini saya akan mencoba menjelaskan tentang apa yang saya dapatkan pada saat pembelajaran tentang Tilawati kemarin
Metode pembelajaran membaca Al-Qur’an sangat lah banyak ragam nya, dan memiliki ciri khusus tersendiri dalam penerapan metode nya, namun dan hal ini kita akan membahas tentang salah satu metode pembelajaran dalam membaca Al-Qur’an yaitu suatu metode yang sudah banyak di aplikasikan di berbagai penjuru Indonesia yaitu metode tilawati. Berikut adalah sabda Rasulullah SAW :                                                                                                  
    خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. al-Bukhari)

Tilawati merupakan metode belajar Al Qur’an yang disusun oleh 4 orang guru Al Qur’an dan motor penggerak gerakan TK-TP Al Qur’an Jawa Timur. Yakni, KH. Masrur Masyhud, S.Ag, KH. Thohir Al Aly, M.Ag, KH. Drs. H. Hasan Sadzili, dan Drs. H. Ali Muaffa.
Metode dalam tilawati banyak di sukai berbagai kalangan karena dalam penerapan nya yang praktis, efektif dan efisien. Dengan adanya metode tilawati ini diharapkan belajar membaca Al-Qur’an menjadi hal yang mudah dan menyenangkan. Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an
 وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17,22,32,40).
            Dalam potongan ayat Al-Qur’an yakni surat Al-Qomar di atas Allah berfirman dengan ayat yang sama 4 kali, ini menunjukan bahwa belajar Al-Qur’an itu mudah di pelajari, namun di akhir ayat tersebut memberi pertanyaan kepada kita maka adakah orang yang mengambil pelajaran?. Dari sinilah metode tilawati ini di ajukan kepada masyarakat Indonesia sebagai metode pembelajaran yang mudah dan menyenangkan agar kita dapat mengambil pelajaran dalam membaca Al-Qur’an.
 Tilawati menerapkan metode klasikal dan baca simak dalam pembelajaran. Pembelajaran dilakukan dalam 2 tahapan. Pertama teknik klasikal menggunakan alat peraga. Kedua baca simak dengan buku jilid. Metode pembelajaran memiliki strategi dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Pendekatan pembelajaran yang seimbang dengan pembiasaan melalui metode klasikal dan kebenaran membaca melalui pendekatan individual dengan teknik baca simak
2.      Menggunakan lagu rost sebagai standar pembelajaran
3.      Pendekatan klasikal menggunakan 3 teknik yaitu:
1)      Pengajar membaca dan santri/murid mendengarkan
2)      Pengajar membaca, santri/murid menirukan
3)      Pengajar dan santri/murid membaca bersama
4.      Penerapan klasikal durasi 15 menit dan baca simak 30 menit
5.      Bisa melanjutkan ke halaman selanjutnya apabila mendapat 70% dari kelancaran santri/murid di kelas
6.      Satu jilid dapat diselesaikan dalam waktu 60 pertemuan, standar pertemuan satu minggu 5 kali

Agar penerapan nya dapat di pahami dengan seksama berikut adalah table alokasi waktu dalam pembelajaran dengan metode tilawati.
Waktu
Materi
Teknik
keterangan
5”
Do’a pembuka
Klasikal
Lagu rost
15”
Peraga
Klasikal
Lagu rost
30”
Buku tilawati
Baca simak
Lagu rost
20”
Materu penunjang
Klasikal
Lagu rost
5”
Do’a penutup
Klasikal
Lagu rost




Dalam baca simak di tilawati pengajar juga harus menjadi komando ketertiban dalam pembelajaran tetap stabil, dengan baca simak ini juga kita telah mengamalkan hadist rasul, beliau baginda rasulullah Muhammad SAW bersabda :

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ )الم( حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ 
Artinya

Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an) maka baginya satu ganjaran, dan akan dilipatgandakan dari setiap ganjaran sepuluh kali lipat, saya tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, namun alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim adalah satu huruf.” (HR. Tirmidzi).

Dikutip dari apa yang ditulis oleh Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag yang saya ambil dari website beliau yaitu http://www.terapishalatbahagia.net

                Adz Dzahaby dalam At Thibbun Nabawy mengatakan, “Menyanyi adalah denyut kesenangan yang menguatkan emosi, memperlambat penuaan dan mengusir penyakit.” Bacaan Al Qur’an yang merdu oleh imam shalat dapat menggerakkan gelombang electromagnetic yang menggetarkan kulit dan menenangkan hati makmum dan semua pendengarnya (QS. Al Zumar [39]: 23). Suara kalam ilahi itu juga dapat menggetarkan gunung dan bumi (QS. Al Ra’d [13]:31).

                Jika musik tanpa energi ilahiah bisa memberikan penyembuhan, maka ayat-ayat Al Qur’an pasti lebih dahsyat pengaruhnya, sebab setiap huruf yang masuk ke dalam telinga mengandung minimal sepuluh energi positif. Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab suci Allah, maka dia mendapat satu kebaikan, dan satu kebaikan berlipat sepuluh. Aku tidak menghitung alif lam mim satu huruf, melainkan alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf” (HR. At Tirmidzi).

                Mulai sekarang, jangan lewatkan satu haripun rumah Anda tanpa suara Al Qur’an. Keraskan bacaan Anda dengan irama dan alunan yang membuat hati Anda berbunga-bunga, penuh suka cita. Semoga Anda juga secara bertahap memahami kandungan maknanya. Dari sound healing therapyinilah kita bisa mengerti mengapa Nabi SAW memerintahkan Anda melagukan Al Qur’an, “Bukanlah pengikutku orang yang tidak melagukan Al Qur’an” ( HR. Al Bukhari dari Abu Hurairah r.a). Selamat menyambut kesehatan, ketenangan hati dan limpahan rahmat Allah melalui lagu-lagu Al Qur’an.

Mungkin hanya ini yang dapat saya jelaskan tentang materi Tilawati kemarin, semoga bermanfaat dan jangan lupa tinggalkan saran atau komentar kalian, kurang dan lebihnya saya mohon maaf, karena sesungguhnya kesalahan datangnya dari manusia dan kebenaran hanya datang dari Allah.

Billahi fii Sabil Haq Fastabiqul Khairat,

Wassalamualaikum Wr. Wb.

0 komentar:

Posting Komentar